SABAR VS JALAN PINTAS


Terkadang bahkan seringkali kita harus mau menerima kenyataan yang tak sejalan dengan apa yang kita harapkan. Bukankah Allah sedang mengajarkan kita arti tentang pasrah dan sabar di saat yang bersamaan

13614698143_a928a6987a_b

Pasrah mungkin bisa, namun sabarlah yang seringkali menjadikan manusia tak bisa melaluinya. Umpatan, keluhan, sumpah serapah, bahkan tak jarang banyak yang pada akhirnya mengalah dan memilih untuk mengambil jalan pintas, – yang seringpula jalan pintas itu jalan yang mengharuskan manusia menerjang hokum yang Allah tentukan.

Tengoklah mereka yang sedang mencontek! Allah sedang menguji kesabaran mereka untuk percaya pada Allah dan self-capability mereka. Namun ternyata mereka memilih jalan pintas untuk mencontek jawaban, menabrak aturan Allah, mengesampingkan Allah. Mereka tengah diuji, namun mereka tak mampu melalui.

Tengoklah mereka yang tengah berlumur harta ribawi! Allah sedang menguji kesabaran mereka untuk percaya pada rizki Allah dan ikhtiar mereka di dalamnya. Namun ternyata mereka memilih jalan pintas untuk meminjam pada rentenir, bank konvensional dan semacamnya untuk memenuhi kebutuhan sekunder-sekunder mereka, yang saya yakin mereka pada hakikatnya tidak akan punah saat mereka tidak memenuhinya. Rumah, kendaraan, dan beragam kebutuhan sekunder mereka penuhi dengan kontrak ribawi yang jelas keharamannya. Namun banyak dari mereka yang memilih shortcut untuk pemenuhannya, menabrak aturan Allah tentang system ribawi, dan jelas tengah mengesampingkan Allah. Mereka sebenarnya sedang diuji, hanya saja mereka juga tak mampu melalui.

Hei, tengoklah mereka yang sedang pacaran! Allah sedang menguji kesabaran mereka untuk percaya tentang jodoh yang Allah tetapkan. Dengan berkedok ta’aruf lah, masa perkenalanlah, dan sahabatan lah. Hati mereka sedang membara karena perasaan sayang terhadap lawan jenisnya. Wajar, karena manusia memiliki fitrah untuk saling mencinta. Namun apa yang terjadi? Duh, Gusti! Ternyata mereka juga banyak yang memilih jalan pintas. Jalan paling cepat untuk mereka yang saling mendamba dan mencinta, jalan yang mereka anggap paling rasional untuk menyalurkan perasaan kasih antar pemerannya. Ini jelas haram di mata Allah.  Mereka tengah diuji, namun mereka pula tak mampu melalui.

Hei, kamu! Allah menguji kesabaran agar Allah mengetahui mana hambaNya yang terbaik, yang layak disandingkan dengan syahiddun. Kesabaran itu sebentar. Sehari, dua hari, satu bulan, satu tahun. Tak mungkin Allah menguji seseorang dengan hal yang sama. Kekuasaan, harta, dan cinta adalah sesuatu yang pasti dibutuhkan oleh manusia. Tapi bukan berarti kita meraihnya dengan jalan sebebas kita. Allah Al Mudabbir memberikan aturan-aturan tentangnya agar kita belajar bersabar, agar kita selamat tidak hanya di dunia, namun di akhirat, aturan terbaik untuk hajat hidup manusia. Lantas, jika manusia mengindahkan aturan yang dibuat untuknya, dibuat oleh Dzat yang Maha Mengetahui seluk beluknya, maka dengan aturan mana manusia akan layak menghidupi dunia?

Tenanglah duhai jiwa yang merindukan nilai  sempurna! Allah melihatmu cukup sempurna dengan jerih payahmu untuk meraihnya. Allah melihatmu cukup sempurna dengan kesabaranmu untuk tidak bermain curang di dalamnya.

Tenanglah duhai jiwa yang merindukan harta! Allah melihatmu cukup sempurna dengan jerih payahmu untuk meraihnya. Allah melihatmu cukup sempurna saat kau bersabar untuk tidak bermaksiat dan mengambil jalan riba di dalamnya.

Tenanglah duhai jiwa yang merindukan cinta! Allah melihatmu cukup sempurna dengan doa-doamu untuknya. Allah melihatmu cukup sempurnah dengan kau berserah diri dan memilih untuk tetap teguh dengan syariatNya.

Tidaklah buah dari kesabaran melainkan Allah membalasnya dengan nikmat-nikmat yang lain, tidak pula kesabaran akan menjatuhkan buahnya melainkan dengan karunia dan cinta dari Allah Sang Rabb Semesta

Ditulis untuk senantiasa mengingatkan diri dan saudari-saudariku yang sedang diuji

Leave a comment